Selasa, 31 Juli 2012

SOTO BANJAR (Seri Kuliner #2)



Kesultanan Demak yang memperkenalkan Islam pada Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan juga mewariskan resep kuliner berupa soto yang sedap, silahkan mencoba (untuk 8 orang).

Bahan
  • 1/2 ekor ayam kampung, potong-potong
  • 1 ½ sdm garam
  • 2 liter air
  • 2 lembar daun salam
  • 3 cm jahe, memarkan
Haluskan
  • 10 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 1 sdt merica butir
  • 3 buah kapulaga
  • 3 cm kayumanis
  • 4 butir cengkih
  • ½ buah pala
  • 100 gram soun kering, seduh air panas, tiriskan
  • 4 butir telur rebus, belah dua
  • 6 buah perkedel kentang
  • 1 batang daun bawang, iris halus
  • 2 batang seledri, iris halus
  • 3 sdm bawang goreng, untuk taburan
Pelengkap
  • 2 buah jeruk nipis, belah-belah
  • Kecap manis
  • Ketupat secukupnya
Cara membuat
·         Rebus ayam bersama garam, daun salam, dan jahe sampai empuk dan matang. Angkat dan suwir dagingnya. Sisihkan. Didihkan air kaldu dengan api kecil untuk kuah soto.
·     Tumis bumbu halus, kapulaga, kayumanis, cengkih, dan pala sampai harum dan matang. Angkat dan masukkan tumisan kedalam kaldu mendidih. Didihkan sekali lagi.
Atur ketupat, soun, perkedel, telur, dan ayam suwir didalam mangkuk. Siram dengan kuah soto yang masih panas. Taburkan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Beri kecap dan air jeruk nipis.

KATUPAT KANDANGAN (SERI KULINER #1)


Kandangan atau Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Kalimantan Selatan. Selain terdapat oyek wisata alam Loksado dengan bamboo rafting nya yang terkenal itu, ada satu jenis kuliner lokal yang cukup populer yang layak untuk dicoba yaitu Katupat Kandangan. Berikut ini resep Katupat Kandangan untuk 6 porsi.



Bahan :
* 6 buah ketupat, dipotong-potong
* 750 gram ikan gabus segar, dibuang kepalanya
* 1 sendok teh asam jawa
* 1 sendok teh garam
* 1 sendok teh air jeruk nipis
* 5 lembar daun jeruk, disobek-sobek
* 2 batang serai, dimemarkan
* 1.500 ml santan dari 1 butir kelapa
* 6 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu halus :
* 10 butir bawang merah
* 4 siung bawang putih
* 3 butir kemiri
* 1/2 sendok teh ketumbar
* 1 cm jahe
* 3 cm kunyit
* 1/4 sendok teh merica
* 1/2 sendok teh terasi
* 4 3/4 sendok teh garam
* 1 cm lengkuas
* 1/8 sendok teh jintan
* 2 sendok teh gula pasir

Bahan sambal :
* 5 buah cabai merah
* 2 buah cabai rawit
* 1/2 sendok teh terasi goreng
* 1 buah tomat
* 1/2 sendok teh garam
* 1/4 sendok teh merica
* 2 sendok makan minyak untuk menumis

Cara membuat :
1. Lumuri ikan dengan asam jawa, garam, dan air jeruk nipis.
2. Diamkan 45 menit.
3. Panggang ikan di bara api sampai matang.
4. Tumis bumbu halus, daun jeruk, dan serai sampai matang.
5. Tuang santan lalu didihkan.
6. Masukkan ikan gabus. Rebus sampai bumbu meresap.
7. Sajikan dengan ketupat.
8. Sambal, goreng cabai, terasi, bawang merah, dan tomat sampai harum.
9. Angkat lalu tambahkan garam, dan merica. Haluskan.
10. Sajikan dengan ketupat kandangan.

Kamis, 19 Juli 2012

ULIN DALAM KESEHARIAN URANG BANJAR


Kayu Ulin atau kayu besi berasal dari suatu jenis pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang merupakan flora endemik Kalimantan, mungkin adalah sebuah harmoni alam apabila di bumi Kalimantan ini pohon ini banyak ditemukan. Karena  pohon Ulin yang ditemukan di hutan-hutan tanah kering perbukitan Kalimantan banyak memberikan manfaat bagi masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah di sekitar sungai, rawa-rawa ataupun bagian hilir sungai yang berdekatan dengan muara.

Karena sifat fisik kayu Ulin yang unggul seperti keras/kuat, tahan air serta tahan rayap menjadikannya sangat cocok untuk konstruksi di wilayah berair. Manfaat utama dari sosok pohon Ulin adalah pemanfaatan kayunya untuk berbagai macam kebutuhan seperti kebutuhan konstruksi (rumah, jembatan) ataupun alat transportasi air. Keawetan kayu Ulin ini sebagai bahan konstruksi bangunan sudah tidak diragukan lagi, kayu Ulin ini mampu bertahan hingga ratusan tahun tanpa mengalami kerusakan yang berarti.

Yang paling menonjol dalam pemanfaatan kayu Ulin dalam keseharian urang Banjar adalah digunakannya kayu Ulin sebagai bahan konstruksi utama pembuatan rumah tinggal ataupun bangunan. Ciri utama dari konstruksi rumah Banjar adalah bentuk rumah panggung, konstruksi rumah panggung ini tak lepas dari kondisi geografis dan histori pemukiman urang Banjar yang umumnya berada di tepian sungai yang notabene sering digenangi air. Dan sebagai bahan konstruksi yang paling pas untuk rumah panggung di daerah yang sering digenangi air adalah kayu Ulin, utamanya sebagai bahan konstruksi pondasi rumah berupa tiang-tiang pancang, lantai serta atap rumah yang berupa sirap Ulin. Hampir semua konstruksi bangunan di Kalimantan Selatan sebelum era tahun 90 an masih menggunakan kayu Ulin sebagai bahan dasarnya. Karena sifatnya yang tahan air maka kayu Ulin ini juga dimanfaatkan sebagai alat transportasi air sejak jaman dahulu hingga kini oleh masyarakat Banjar, seperti sampan (jukung) ataupun kapal-kapal sungai (bus air).

Beberapa tempat hingga saat ini masih menggunakan nama Ulin sebagai rujukan karena awal mulanya tempat-tempat tersebut menggunakan kayu Ulin sebagai bahan utama bangunan fisiknya seperti; rumah sakit Ulin (kini RSUD Ulin) yang merupakan rumah sakit terbesar di Kalimantan Selatan konon dahulunya merupakan rumah sakit yang seluruhnya dibangun menggunakan bahan kayu Ulin, ataupun landasan Ulin (kini Bandara Samsudin Noor) dulu dibangun oleh balatentara Belanda, karena sifat fisik tanah yang labil maka balatentara Belanda membuat landasan pacu pesawat yang diperkuat dengan balok-balok kayu Ulin.